Agama Buddha
mulai masuk ke Indonesia, khususnya di Pulau Jawa, sekitar abad ke5 Masehi.
Pada tahun 423 Bhiksu Gunawarman datang ke Jawa untuk menyebarluaskan ajaran
Buddha.Ia memperoleh perlindungan dari penguasa setempat. Usaha Bhiksu
Gunawarman berjalan lancar. Agama Buddha berasal dari India. Agama Buddha masuk
ke Indonesia bersamaan dengan masuknya agama Hindu. Agama Hindu berkembang
setelah agama Buddha. Namun, persebaran agama Hindu lebih cepat dari pada
persebaran agama Buddha. Hal ini terbukti dari lebih banyaknya kerajaan Hindu
daripada kerajaan Buddha. Pusat-pusat kerajaan Buddha hanya terdapat di Sumatra
dan beberapa daerah di Jawa.
Dengan kedatangannya agama Buddha dan
Hindu ke Indonesia, banyak peninggalan-peninggalan dari agama Buddha dan Hindu
tersebut. Dan di sini, kami akan memberitahukan apa saja
peninggalan-peninggalan dari kedua agama tersebut.
A. Peninggalan Sejarah
Bercorak Hindu.
1. Candi Prambanan.
1. Candi Prambanan.
Candi ini
tingginya 47 meter, yang di bangun pada abad ke-9. Berada di 17 km arah timur,
Yogyakarta di tepi jalan raya menuju Solo. Di bangun oleh Raja-raja Wamca
(Dinasty) Sanjaya pada abad ke-9.
Candi
ini terdiri atas tiga candi utama yaitu Candi Siwa (tengah), Candi Brahma
(selatan), Candi Wisnu (utara). Didepannya terletak Candi Wahana (kendaraan)
sebagai kendaraan Trimurti; Candi Angkasa adalah kendaraan Brahma (Dewa
Penjaga), Candi Nandi (Kerbau) adalah kendaraan Siwa (Dewa Perusak) dan Candi
Garuda adalah kendaraan Wisnu (Dewa Pencipta).
Pada
dinding pagar langkan candi Siwa dan candi Brahma dipahatkan relief cerita
Ramayana , sedangkan pada pagar langkah candi Wisnu dipahatkan relief
Krisnayana. masuk candi Siwa dari arah timur belok ke kiri akan anda temukan
relief cerita Ramayana tersebut searah jarum jam, relief cerita selanjutnya
bersambung di candi Brahma.
Bagian tepi
candi dibatasi dengan pagar langkan, yang dihiasi dengan relief Ramayana yang
dapat dinikmati bilamana kita berperadaksina (berjalan mengelilingi candi
dengan pusat cansi selalu di sebelah kanan kita) melalui lorong itu. Cerita itu
berlanjut pada pagar langkan candi Brahma yang terletak di sebelah kiri
(sebelah selatan) candi induk. Sedang pada pagar langkan candi Wishnu yang
terletak di sebelah kanan (sebelah utara) candi induk, terpahat relief cerita
Kresnadipayana yang menggambarkan kisah masa kecil Prabu Kresna sebagai
penjelmaan Dewa Wishnu dalam membasmi keangkaramurkaan yang hendak melanda
dunia.
2. Candi Gedong Songo.
Candi Gedong Songo adalah nama sebuah komplek bangunan
candi peninggalan budaya Hindu yang terletak di desa Candi, Kecamatan
Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Indonesia tepatnya di lereng Gunung
Ungaran. Di kompleks candi ini terdapat sembilan buah candi.
Candi ini diketemukan oleh Raffles pada tahun 1804 dan
merupakan peninggalan budaya Hindu dari zaman Wangsa Syailendra abad ke-9
(tahun 927 masehi).
Candi ini memiliki persamaan dengan kompleks Candi Dieng
di Wonosobo. Candi ini terletak pada ketinggian sekitar 1.200 m di atas
permukaan laut sehingga suhu udara disini cukup dingin (berkisar antara 19-27
°C)
Lokasi 9 candi yang tersebar di lereng Gunung Ungaran ini
memiliki pemandangan alam yang indah. Selain itu, obyek wisata ini juga
dilengkapi dengan pemandian air panas dari mata air yang mengandung belerang,
area perkemahan, dan wisata berkuda.
3. Candi Cangkuang.
Candi
Cangkuang adalah sebuah candi Hindu yang terdapat di Kampung Pulo, wilayah
Cangkuang, Kecamatan Leles, Garut, Jawa Barat.[1] Candi inilah juga yang
pertama kali ditemukan di Tatar Sunda serta merupakan satu-satunya candi Hindu
di Tatar Sunda. Candi ini terletak bersebelahan dengan makam Embah Dalem Arief
Muhammad, sebuah makam kuno pemuka agama Islam yang dipercaya sebagai leluhur
penduduk Desa Cangkuang.
4. Candi Dieng.
Candi Dieng
Wonosobo sendiri merupakan sebuah kompleks percandian. Artinya tidak hanya
terdiri dari satu bangunan candi, melainkan terdiri dari banyak gugusan candi
yang tersebar di beberapa lokasi yang agak berjauhan. Kompleks Candi Dieng
Wonosobo secara keseluruhan menempati areal seluas 1.9 x 0,8 kilometer persegi.
Kompleks candi ini terdiri dari 3 kelompok
gugusan candi dan 1 buah candi yang berdiri sendiri. Uniknya semua kelompok
candi ini dinamai berdasarkan tokoh-tokoh pewayangan seperti yang dalam kitab
Mahabharata yaitu Kompleks Candi Gatotkaca, Kompleks Candi Arjuna, Kompleks
Candi Dwarawati, dan satu lagi adalah Candi Bima yang bukan merupakan kelompok
candi (berdiri sendiri).
5. Candi Panataran.
Candi Penataran
atau Candi Panataran atau nama aslinya adalah Candi Palah adalah sebuah gugusan
candi bersifat keagamaan Hindu Siwaitis yang terletak di Desa Penataran,
Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Candi termegah dan terluas di
Jawa Timur ini terletak di lereng barat daya Gunung Kelud, di sebelah utara
Blitar, pada ketinggian 450 meter di atas permukaan laut. Dari prasasti yang
tersimpan di bagian candi diperkirakan candi ini dibangun pada masa Raja Srengga
dari Kerajaan Kadiri sekitar tahun 1200 Masehi dan berlanjut digunakan sampai
masa pemerintahan Wikramawardhana, Raja Kerajaan Majapahit sekitar tahun 1415.
6. Candi Sambisari.
Candi Sambisari
adalah candi Hindu (Siwa) yang berada kira-kira 12 km di sebelah timur kota
Yogyakarta ke arah kota Solo atau kira-kira 4 km sebelum kompleks Candi
Prambanan. Candi ini dibangun pada abad ke-9 pada masa pemerintahan raja Rakai
Garung di zaman Kerajaan Mataram Kuno.
7. Candi Sawentar.
Candi Sawentar
terletak di Desa Sawentar, Kecamatan Kanigoro, Blitar, Jawa Timur. Di dalam
Kitab Negarakertagama, Candi Sawentar disebut juga Lwa Wentar. Bangunan candi
ini dahulunya merupakan sebuah kompleks percandian, karena disekitarnya masih
ditemukan sejumlah pondasi yang terbuat dari bata, dan candi ini diduga
didirikan pada awal berdirinya Kerajaan Majapahit. Candi yang terbuat dari batu
andesit ini berukuran panjang 9,53 m, lebar 6,86 m dan tingginya 10,65 m. Pintu
masuk menuju bilik berada di sebelah barat, dengan ornamen makara pada pipi
tangga, sedangkan relung-relungnya terdapat pada setiap dinding luar tubuh
candi. Di dalam ruangan bilik ditemukan akas arca dengan pahatan burung garuda,
yang dikenal sebagai kendaraan Dewa Wisnu. Berdasarkan hal ini dapat diketahui
bahwa Candi Sawentar merupakan bangunan suci yang berlatar belakang agama
Hindu.
8. Candi Barong.
Candi Barong adalah
candi bercorak Hindu yang terletak di tenggara Kompleks Ratu Boko, Prambanan,
Sleman, tepatnya di atas bukit di Dusun Candisari, Desa Sambirejo, Prambanan,
Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Candi ini diperkirakan dibangun pada sekitar abad
ke-9 dan ke-10, sebagai peninggalan Kerajaan Medang periode Mataram.
B. Peninggalan Sejarah Bercorak Buddha.
1.
Candi Borobudur.
Borobudur adalah
candi Budha terbesar di abad ke-9 yang berukuran 123 x 123 meter. Candi
Borobudur selesai dibangun berabad-abad sebelum Angkor Wat di Kamboja.
Borobudur
dibangun oleh Raja Samaratungga, salah satu raja kerajaan Mataram Kuno,
keturunan Wangsa Syailendra. Berdasarkan prasasti Kayumwungan, seorang
Indonesia bernama Hudaya Kandahjaya mengungkapkan bahwa Borobudur adalah sebuah
tempat ibadah yang selesai dibangun 26 Mei 824, hampir seratus tahun sejak masa
awal dibangun. Nama Borobudur sendiri menurut beberapa orang berarti sebuah
gunung yang berteras-teras (budhara), sementara beberapa yang lain mengatakan
Borobudur berarti biara yang terletak di tempat tinggi.
2. Candi Sewu.
Candi
Sewu atau Manjusrighra adalah candi Buddha yang dibangun pada abad ke-8 yang
berjarak hanya delapan ratus meter di sebelah utara Candi Prambanan. Candi Sewu
merupakan kompleks candi Buddha terbesar kedua setelah Candi Borobudur di Jawa
Tengah. Candi Sewu berusia lebih tua daripada Candi Borobudur dan Prambanan.
Meskipun aslinya memiliki 249 candi, oleh masyarakat setempat candi ini
dinamakan "Sewu" yang berarti seribu dalam bahasa Jawa. Penamaan ini
berdasarkan kisah legenda Loro Jonggrang.
Secara administratif, kompleks Candi Sewu
terletak di Dukuh Bener, Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten,
Provinsi Jawa Tengah.
3. Candi Mendut.
Candi Mendut adalah sebuah candi
bercorak Buddha. Candi yang terletak di Jalan Mayor Kusen Kota Mungkid,
Kabupaten Magelang, Jawa Tengah ini, letaknya berada sekitar 3 kilometer dari
candi Borobudur.7°36′17,17″LU 110°13′48,01″BT.
Candi Mendut
didirikan semasa pemerintahan Raja Indra dari dinasti Syailendra. Di dalam prasasti
Karangtengah yang bertarikh 824 Masehi, disebutkan ba
4. Candi Sanggrahan.
Candi Sanggrahan atau Candi Cungkup adalah candi pemujaan
budha, letak di Desa Sanggrahan, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung,
Jawa Timur. Candi berbentuk bujursangkar dan terdiri dari bangunan kaki, tubuh
dan atap. Candi ini peninggalan Kerajaan Majapahit, dibangun sekitar tahun
1350, dulunya merupakan candi tempat penyimpanan abu kerabat raja Majapahit
Bagian kaki candi sangat luas, tinggi dua meter, terdapat
dinding relief harimau. Di bagian tangga ada reruntuhan batu bekas gapura.
Pengunjung tahun 2005 total 2.548 orang.Dulu ada enam buah patung budha namun
karena ditakutkan ada penjarahan maka patung disimpan dirumah juru kunci
sebelah selatan candi.
disekitar candi kita dapat menemui banyak peninggalan
sejarah yang berserakan di sekitarnya ada sebuah tugu pemujaan sebelah utara
candi juga sebuah umpak di utara tugu dan jika anda menggali tanah disekitar
candi maka akan banyak ditemukan gerabah kuno peninggalan masa lalu.
5. Candi Jago.
Candi Jago berasal dari kata "Jajaghu",
didirikan pada masa Kerajaan Singhasari pada abad ke-13. Berlokasi di Kecamatan
Tumpang, Kabupaten Malang, atau sekitar 22 km dari Kota Malang, pada koordinat
8°0′20,81″LU 112°45′50,82″BT.
Candi ini cukup unik, karena bagian atasnya hanya
tersisa sebagian dan menurut cerita setempat karena tersambar petir.
Relief-relief Kunjarakarna dan Pancatantra dapat ditemui di candi ini. Sengan
keseluruhan bangunan candi ini tersusun atas bahan batu andesit.
Pada candi inilah Adityawarman kemudian menempatkan
Arca Manjusri seperti yang disebut pada Prasasti Manjusri. Sekarang Arca ini
tersimpan di Museum Nasional dengan nomor inventaris D. 214.
C. Peninggalan Sejarah Bercorak Hindu-Buddha.
1. Candi Jawi
Candi Jawi (nama
asli: Jajawa) adalah candi yang dibangun sekitar abad ke-13 dan merupakan
peninggalan bersejarah Hindu-Buddha Kerajaan Singhasari yang terletak di
terletak di kaki Gunung Welirang, tepatnya di Desa Candi Wates, Kecamatan
Prigen, Pasuruan, Jawa Timur, Indonesia, sekitar 31 kilometer dari kota
Pasuruan.[1] Candi ini terletak di pertengahan jalan raya antara Kecamatan
Pandaan - Kecamatan Prigen dan Pringebukan. Candi Jawi banyak dikira sebagai
tempat pemujaan atau tempat peribadatan Buddha, namun sebenarnya merupakan
tempat pedharmaan atau penyimpanan abu dari raja terakhir Singhasari,
Kertanegara. Sebagian dari abu tersebut juga disimpan pada Candi Singhasari.
Kedua candi ini ada hubungannya dengan Candi Jago yang merupakan tempat
peribadatan Raja Kertanegara.
Sumber: http://balaiedukasi.blogspot.com/2013/10/kerajaan-budha-di-indonesia-dan.html